Jakarta - Salah satu keuntungan Bitcoin adalah sifatnya
yang anonim sehingga bisa dimasuki siapa saja. Setiap orang bisa
menambang uang virtual ini, atau membelikannya untuk orang lain.
Namun
karena ini pula, pemerintah Amerika Serikat (AS) menilai Bitcoin dan
mata uang virtual lain semacam ini, sangat potensial mengancam keamanan
nasional.
Sebuah laporan yang dilansir International Business Times menuliskan,
militer AS meminta sejumlah vendor Bitcoin memberikan beberapa
keterangan yang diminta sebagai bagian dari program anti terorisme. Ini
juga sekaligus untuk membantu pihak militer mengerti teknologi tersebut
dan mencari tahu potensinya dalam menimbulkan ancaman bagi keamanan
nasional.
Kekhawatiran ini, seperti detikINET kutip dari Ubergizmo,
Selasa (6/5/2014) memang bukan sesuatu yang baru. Sebelumnya pada
Januari silam, Bitcoin Magazine melansir memo rahasia yang bocor dari
Departemen Angkatan Laut AS.
"Pengenalan mata uang virtual bisa
membentuk ancaman finansial dengan menciptakan kekaburan, meningkatkan
kecepatan transaksi dan efisiensi serangan teroris secara keseluruhan,"
demikian bunyi memo tersebut.
Sejak penggunaannya mulai banyak
dibicarakan, penyalahgunaan Bitcoin pun semakin marak. Contohnya adalah
untuk transaksi black market secara digital. Silk Road yang ditutup FBI
tahun lalu misalnya, menerima bitcoin sebagai alat pembayaran.
Sejumlah
negara juga mulai menyoroti jenis mata uang baru ini. Pemerintah Rusia
salah satunya, mengambil sikap dengan menyatakan Bitcoin ilegal alias
haram.
Pemerintah Rusia punya alasan kuat. Mereka menilai Bitcoin
mudah disalahgunakan untuk cuci uang dan membiayai teroris karena
transaksinya tak bisa dilacak. Senada dengan AS, situasi seperti ini
dinilai mengancam keamanan warga dan negara Rusia.
AS Nilai Bitcoin Ancam Keamanan Nasional
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Write komentarPengunjung Yang Baik Adalah Pengunjung Sering Berkomentar Pada Suatu Blog Yang Di Kunjunginya...